KAWAN ASURANSI |
Waktu itu tahun 2013, papa saya tiba-tiba mengeluh sangat sulit bernafas. Saya langsung teringat jantung papa yang sudah di by-pass tahun 2009 lalu. Apakah kumat lagi ataukah penyakit baru ? Keluhan papa sama persis seperti tahun 2009 yaitu sesak nafas dan tidak kuat berjalan jauh karena nafasnya langsung terengah-engah. Selain itu nafsu makan papa juga berkurang jauh.
Tanpa pikir panjang, kami sekeluarga langsung membawa papa ke rumah sakit di Jakarta Utara. Waktu itu sudah jam 11 malam dan hanya ada dokter jaga, sehingga papa langsung dimasukkan ke ruangan ICU agar kondisi tubuh papa dapat dimonitoring secara detail. Setelah masuk ICU selama 1 hari, akhirnya papa dipindah ke kamar biasa karena menurut pihak rumah sakit kondisi papa sudah stabil.
Tapi sangat disayangkan pelayanan di rumah sakit ini tidak bagus, karena papa dibiarkan menunggu tanpa ada dokter jantung yang berkunjung, padahal papa sudah menunggu selama 2 hari di rumah sakit. Rumah sakit hanya memberikan informasi bahwa dokter jantungnya sedang ada praktek di rumah sakit lain dan harap sabar menunggu.
Setelah 2 hari menunggu, akhirnya dokter jantung datang dan menganalisa hasil rontgen. Dokter menyimpulkan bahwa papa terkena radang paru-paru (pneumonia) atau yang biasa dikenal dengan istilah paru-paru basah.
“Radang Paru-Paru atau Pneumonia adalah penyakit yang merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh jamur, bakteri, atau virus. Pada Pneumonia terjadi peradangan pada kantung udara di paru-paru (alveoli). Pada Pneumonia, dapat terjadi penumpukan cairan di rongga pemisah antara paru-paru dan dinding dada (Efusi Pleura).”
Dari hasil rontgen, dokter mengatakan bahwa sepertinya terlihat banyak cairan yang memenuhi paru-paru. Cairan ini memberi tekanan pada pengembangan paru-paru sehingga menyebabkan susah bernafas. Dokter menganjurkan untuk segera mengeluarkan cairan dengan cara memasukkan selang ke bagian punggung papa. (Detailnya saya tidak begitu jelas, yang saya tahu di ujung selang ada jarum, lalu dimasukkan melalui bagian punggung, untuk menyedot cairan keluar dari paru-paru).
Kurang lebih ilustrasinya seperti gambar ini.
Karena dokter berkata bahwa pengeluaran cairan adalah hal yang sudah sering dilakukan dan tidak berbahaya, maka keesokan harinya segera dilakukan. Tapi yang terjadi adalah setelah menunggu 1 hari lebih, teryata cairan yang keluar dari paru-paru melalui selang (yang tertampung di gelas ukur) sangat sedikit, hanya beberapa tetes saja bahkan terkesan kering.
Melihat hal ini, dokter langsung menyarankan untuk melakukan pembedahan, karena dikhawatirkan letak cairannya agak dalam dan pekat. Lalu saya berpikir, bahwa papa dulu pernah melakukan operasi by-pass jantung, dan bila dilakukan pembedahan lagi, saya khawatir akan berimbas pada jantung papa. Sehingga kami sekeluarga memutuskan untuk berpikir-pikir dulu dan membawa papa pulang ke rumah.
Lalu kami berunding akhirnya memutuskan untuk membawa ke Penang. Karena kami mempunyai pengalaman yang baik di Penang sewaktu papa dioperasi by-pass jantung di Penang Adventist Hospital pada tahun 2009. Menurut kami, Penang sangat professional dalam pelayanan dan kejujuran ditambah lagi biayanya tidak terlalu mahal, bahkan kadang lebih murah dari Indonesia, dan yang pasti lebih murah jauh dari Singapore.
Kami langsung mencari informasi tentang dokter jantung dan paru-paru. Akhirnya setelah mendapatkan berbagai rekomendasi didapatlah sebuah nama dr. Leow Chai Hooi di Island Hospital. Dia terkenal menangani penyakit paru-paru.
Sebelum ke Penang, saya berkonsultasi dulu dengan dokter jantung di Jakarta, apakah kondisi papa saat ini memungkinkan untuk naik pesawat terbang, mengingat tekanan udara pada saat pesawat di darat dan di udara berbeda, dikhawatirkan terjadi tekanan yang lebih berat ke paru-paru. Lalu dokter jantung berkata bahwa tidak ada masalah pada kondisi papa untuk bepergian menggunakan pesawat terbang.
Setelah dokter mengkonfirmasi tidak ada masalah, saya langsung mempersiapkan segala sesuatu sebelum berangkat ke Penang. Jangan lupa membawa hasil medis (rontgen, laboratorium, dll) selama pemeriksaan di Jakarta.
Yang paling utama kumpulkanlah informasi sebanyak-banyaknya agar memudahkan kita saat di Penang nanti. Saya menelpon Island Hospital untuk:
(1) Memastikan jadwal praktek dr. Leow, karena saya takut dia sedang cuti.
Dibawah ini adalah kontak dr. Leow Chai Hooi dan Island Hospital.
(2) Menanyakan berapa kira-kira biaya pengobatan paru-paru di Penang, sehingga saya bisa mempersiapkan jumlah Ringgit Malaysia yang harus dibawa.
Sama seperti Penang Adventist Hospital, pihak Island Hospital juga menggunakan liaison officer (HuMas) yang bisa berbahasa Indonesia. Waktu itu HuMas nya bernama Mrs. Merry, dia sangat fasih berbahasa Indonesia karena dia aslinya orang Indonesia.
Lalu saya juga menanyakan tempat tinggal terdekat dengan Island Hospital. Ternyata ada 2 penginapan yang letaknya sangat dekat yaitu bersebelahan dan bersebrangan. Jadi ada 2 pilihan penginapan yaitu:
(1) YMCA Hotel
Website : www.ymcapg.com
Email : ymcapg@streamyx.com
Telpon : +604 2288211
Alamat : Jl. MacAlister no. 211 – Pulau Pinang
(2) Bahagia
Email : bahagia298@gmail.com
Telpon : +60 4 2270775
Alamat : Jl. MacAlister no. 298 – Pulau Pinang
Dua-duaya sama bersih dan sama dekatnya. Harga mirip-mirip. Dan tidak perlu takut berbahasa Inggris, coba saja berbahasa Indonesia karena mereka pasti mengerti secara bahasa Melayu mirip dengan bahasa Indonesia.
Saya akhirnya memilih Bahagia. Saya menelpon langsung ke Bahagia untuk memesan kamar. Saya request Kamar yang terletak di Lt. Dasar karena memudahkan papa sehingga tidak perlu naik turun.
Kawan-kawan harus melakukan pemesanan (booking) kamar dulu sebelum ke Penang karena ternyata 2 penginapan ini ramai sekali. Banyak pasien dari luar Penang yang berobat di Island Hospital pasti menginap disini.
Yang terpenting, bila anda tinggal agak lama (lebih dari 2 minggu kalau tidak salah), cobalah minta discount karena terkadang mereka memberikan potongan harga bila kita tinggal untuk waktu yang lama. Di Bahagia tersedia pula jasa Laundry yang harganya bersahabat.
Setelah semua informasi lumayan lengkap, akhirnya kami segera memesan tiket ke Penang. Kami menggunakan Air Asia. Dan karena papa sudah kesusahan berjalan dan gampang sesak nafas, saya request kursi roda sewaktu memesan tiket Air Asia. And we are ready to go.
Kawan semua, saya sudahi dulu tulisan saya di bagian pertama, dan akan saya sambung ke bagian ke-2 yang akan mengulas pengobatan paru-paru papa di Penang. Jika ada yang ingin ditanyakan tentang Penang, silahkan kawan-kawan jangan ragu untuk menghubungi saya, saya akan share semua pengalaman dna informasi selama saya di Penang. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi yang sedang mencari informasi medis di Penang. Terima kasih.
WEBSITE MENARIK LAINNYA